Hari ini saya akan memposting tentang Rekayasa Reproduksi...cekidot..
Rekayasa reproduksi adalah suatu usaha manusia untuk mengembangbiakan
makhluk hidup dengan cara rekayasa tahapan-tahapan proses reproduksi yang
berlangung secara alami.
Rekayasa reproduksi tidak hanya dilakukan pada tumbuhan dan hewan, tetapi manusia juga bisa dijadikan objek dalam teknologi. Ada beberapa teknik rekayasa reproduksi yang kita kenal, antara lain dengan cara :
Rekayasa reproduksi tidak hanya dilakukan pada tumbuhan dan hewan, tetapi manusia juga bisa dijadikan objek dalam teknologi. Ada beberapa teknik rekayasa reproduksi yang kita kenal, antara lain dengan cara :
Ø Kultur jaringan
Ø Kloning
Ø Hibridisasi
Ø Inseminasi buatan
Ø Bayi tabung
1. Kultur Jaringan
Pelaksanaan teknik kultur jaringan bertujuan untuk memperbanyak jumlah
tanaman. Tanaman yang dikultur biasanya adalah bibit unggul. Dengan teknik ini,
kita bisa mendapatkan keturunan bibit unggul dalam jumlah yang banyak dan
memiliki sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan sebenarnya
memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh sel tumbuhan.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Pada teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar.
Kultur jaringan dapat dilakukan secara sederhana, yaitu:
a. Mensterilkan eksplan. Caranya adalah direndam dalam alkohol 70% atau kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.
b. Gunakan botol atau tabung yang sudah disterilkan, isi dengan media. Masukkan potongan jaringan yang sudah disterilkan di atas media dalam botol. Media yang digunakan terdiri atas:
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Pada teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar.
Kultur jaringan dapat dilakukan secara sederhana, yaitu:
a. Mensterilkan eksplan. Caranya adalah direndam dalam alkohol 70% atau kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.
b. Gunakan botol atau tabung yang sudah disterilkan, isi dengan media. Masukkan potongan jaringan yang sudah disterilkan di atas media dalam botol. Media yang digunakan terdiri atas:
· Unsur-unsur atau
garam mineral: Unsur makro: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Unsur mikro: Zn, Mn,
Mo, So.
· Asam amino,
vitamin, gula, hormon, dengan perbandingan tertentu.
· Media cair;
bahan-bahan di atas dicampur akuades.
· Media padat;
bahan-bahan di atas campur dengan agar-agar.
Media cair dan padat tersebut kemudian disterilkan dengan menggunakan mesin khusus yang disebut dengan autoklaf.
c. Simpan di tempat yang aman pada suhu kamar, tunggu untuk beberapa lama maka akan tumbuh kalus (gumpalan sel baru). Bisa juga selama pemeliharaan dilakukan pengocokan dengan mesin pengocok yang bergoyang 70 kali permenit. Pengocokan dilakukan selama 1,5 - 2 bulan.
Tujuan dari pengocokan adalah untuk merangsang sel-sel eksplan supaya giat bekerja dan memperlancar proses persiapan zat dan penyebaran makanan merata, serta menjamin pertukaran udara lebih cepat.
d. Kalus yang tumbuh bisa dipotong-potong untuk dipisahkan dan di tanam pada media lain.
e. Kalus tersebut akan tumbuh menjadi tanaman muda (plantlet), kemudian pindahkan ke pot. Jika tanaman tersebut sudah kuat, maka bisa dipindahkan ke media tanah atau lahan pertanian.
Kultur jaringan dapat disimpan dalam suhu rendah sebagai stok atau
cadangan. Jika sewaktu-waktu diperlukan, maka jaringan ini dapat diambil dan
ditanam. Contoh tanaman yang bisa menjadi objek kultur adalah pisang, mangga,
tebu, dan anggrek.
Keuntungan dari kultur jaringan adalah:
· Dalam waktu singkat
dapat menghasilkan bibit yang diperlukan dalam jumlah banyak.
· Sifat tanaman yang
dikultur sesuai dengan sifat tanaman induk.
· Tanaman yang
dihasilkan lebih cepat berproduksi.
· Tidak membutuhkan
area tanam yang luas.
· Tidak perlu
menunggu tanaman dewasa, kita sudah dapat membiakkannya.
2. Kloning
Kloning adalah penggunaan sel somatik makhluk hidup multiseluler untuk
membuat satu atau lebih individu dengan materi genetik yang sama atau
identik. Kloning ditemukan pada tahun 1997 oleh Dr. Ian Willmut seorang ilmuan
Skotlandia dengan menjadikan sebuah sel telur domba yang telah direkayasa
menjadi seekor domba tanpa ayah atau tanpa perkawinan. Domba hasil rekayasa
ilmuan Skotlandia tersebut diberi nama Dolly.
Cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai berikut:
Cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai berikut:
· Mengambil sel telur
yang ada dalam ovarium domba betina, dan mengambil kelenjar mamae dari domba
betina lain.
· Mengeluarkan
nukleus sel telur yang haploid.
· Memasukkan sel
kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi.
· Sel telur
dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor sel telur).
· Sel telur yang
mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba, kemudian domba
tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning.
Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara
vegetatif karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa.
Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa.
Kloning akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang
akan menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel
yang menumbuhkan telur dari sperma.
3. Makhluk Transgenik
Makhluk hidup transgenik sering disebut sebagai GMOs (Genetically Modified
Organisms) yang merupakan hasil rekayasa genetika. Teknik ini mengubah faktor
keturunan untuk mendapatkan sifat baru. Teknik ini dikenal dengan rekayasa
genetika atau teknologi plasmid. Pengubahan gen dilakukan dengan jalan
menyisipkan gen lain ke dalam plasmid sehingga menghasilkan individu yang
memiliki sifat tertentu sesuai dengan keinginan si pembuat.
Teknologi ini dapat dipelajari dari beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh manusia, antara lain sebagai berikut:
a. Produksi insulin
Caranya adalah dengan menyambungkan gen pengontrol pembuatan insulin manusia ke dalam DNA bakteri. Kemudian dari hasil penyambungan tersebut akan terbentuk bakteri baru yang mampu menghasilkan hormon insulin manusia. Bakteri ini dipelihara di laboratorium untuk menghasilkan insulin. Insulin yang dihasilkan bisa untuk mengobati penyakit kencing manis.
b. Menciptakan bibit unggul
Rekayasa genetika untuk memperbaiki tumbuhan supaya menjadi lebih baik, yaitu:
Teknologi ini dapat dipelajari dari beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh manusia, antara lain sebagai berikut:
a. Produksi insulin
Caranya adalah dengan menyambungkan gen pengontrol pembuatan insulin manusia ke dalam DNA bakteri. Kemudian dari hasil penyambungan tersebut akan terbentuk bakteri baru yang mampu menghasilkan hormon insulin manusia. Bakteri ini dipelihara di laboratorium untuk menghasilkan insulin. Insulin yang dihasilkan bisa untuk mengobati penyakit kencing manis.
b. Menciptakan bibit unggul
Rekayasa genetika untuk memperbaiki tumbuhan supaya menjadi lebih baik, yaitu:
· Pencakokan gen
pembentuk pestisida pada tumbuhan sehingga mampu menghasilkan peptisida
mematikan hama.
· Rekayasa tumbuhan
yang mampu melakukan fiksasi nitrogen. Teknologi ini mampu membuat tanaman yang
bisa memupuk dirinya sendiri.
· Rekayasa genetika
yang mampu menciptakan tanaman yang mampu memproduksi zat anti koagulan.
4. Hibridisasi
Hibridisasi adalah persilangan antara varietas
dalam spesies yang sama yang memiliki sifat unggul. Hasil dari hibridisasi
adalah hibrid yang memiliki sifat perpaduan dari kedua induknya. Teknik ini
dapat dilakukan pada tumbuhan dan hewan. Contoh hibrid tumbuhan yang telah
dibudidayakan adalah jagung, kelapa, padi, tebu, dan anggrek.
5. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah pembuahan atau fertilisasi yang terjadi pada sel
telur dengan sperma yang disuntikkan pada kelamin betina. Jadi, fertilisasi ini
tidak membutuhkan hewan jantan, tetapi hanya membutuhkan spermanya saja.
Inseminasi buatan dilakukan karena bibit pejantan unggul yang hendak
dikawinkan dengan bibit betina lokal tidak memiliki waktu masa subur yang
bersamaan. Bibit pejantan unggul dikawinkan dengan bibit betina lokal supaya
dapat menghasilkan keturunan yang lebih baik.
Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada suhu rendah (-80° sampai -20°). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan unggul untuk mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa individunya tetapi cukup dengan membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke negara lain.
Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada suhu rendah (-80° sampai -20°). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan unggul untuk mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa individunya tetapi cukup dengan membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke negara lain.
6. Bayi Tabung
Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di
dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi
buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan
inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya sama-sama merupakan
perkembangbiakan generatif.
Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.
Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut:
Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.
Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut:
· Sel telur yang
mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat dan disimpan
di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada rahim wanita
hamil.
· Sel telur
dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga terjadi
fertilisasi.
· Sel telur yang
sudah dibuahi tersebut dikembalikan ke dalam tabung.
· Jika sel telur yang
sudah dibuahi, disebut zigot, berkembang dengan baik dan menjadi embrio, maka
embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim induknya semula.
Dampak Rekayasa Reproduksi :
Rekayasa teknologi tidak semuanya berdampak positif bagi kehidupan manusia
maupun bagi makhluk hidup lain dan lingkungan. Teknologi yang diciptakan dengan
tujuan untuk memakmurkan umat manusia bisa saja menghancurkan manusia itu
sendiri jika tidak diikuti dengan keimanan dan ketaqwaan.
Dampak positif rekayasa reproduksi sebagai berikut:
Dampak positif rekayasa reproduksi sebagai berikut:
· Menciptakan bibit
unggul.
· Meningkatkan gizi
masyarakat.
· Melestarikan plasma
nutfah.
· Meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan manusia.
· Membantu pasangan
yang kesulitan mendapatkan anak dengan jalan pintas yaitu bayi tabung.
Dampak negatif rekayasa reproduksi sebagai berikut:
·
Pada perbanyakan keturunan dengan
kultur jaringan yang memiliki materi genetis yang sama akan mudah terkena
penyakit.
·
Adanya senjata biologis.
·
Ancaman kerusakan lingkungan.
·
Ketidakseimbangan ekosistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar