KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM
اَلْحَمْدُ ِللهِ
الَّذِيْ جَعَلَ اْلأَعْيَادَ مَوْسِمًا لِلْخَيْرَاتِ، وَجَعَلَ لَنَا مَا فِي
اْلأَرْضِ جَمِيْعًا لِلْعِمَارَاتِ وَزَرْعِ الْحَسَنَاتِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ
إِلاَ اّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذاَ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَآءيـُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Marilah kita
bersama sama meningkatkan takwa kepada Allah SWT, takwa dengan melaksanakan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah, sebab dengan
bekal taqwa kepada Allah akan mengantarkan kita untuk memperoleh sa'adah fi
dunya hatta al-akhirah, amin.
Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Kita diingatkan
dalam tarikh Islam bagaimana peradaban masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam
khususnya kesenjangan kehidupan antara kaum laki-laki dengan kaum perempuan.
Kaum perempuan pada masa jahiliyyah dimata kaum lelaki tidak ada martabatnya
sama sekali, sehingga pada saat itu seorang ibu apabila melahirkan seorang anak
perempuan merupakan penyesalan dan aib yang besar bagi sang ayah dan ibu,
praktek mengubur bayi perempuan merupakan hal yang biasa terjadi, bahkan dalam
pembagian warisan pun perempuan tidak ada hak untuk itu.
Sehingga layak
kalau masa pra Islam mendapat sebutan zarnan kegelapan atau terkenal dengan
sebutan masa jahiliyah. Oleh karena itu kalau saat ini masih ada orang tua yang
membuang, menggugurkan anak yang dikandung ataupun dilahirkan maka layak bagi
mereka mendapat sebutan orang jahiliyah di era modern, na’udzubillahi min
dzalik.
Hadirin jama'ah jum'at Rahimakumullah
Melalui mimbar
khutbah jum'at ini penting saya sampaikan bahwa sikap dan perilaku orang kafir
quraisy memiliki pandangan yang rendah terhadap wanita, agar umat Islam tidak
terjebak dalam peradaban jahiliyah yang bertentangan dengan risalah Islam yang
menjunjung tinggi kesetaraan gender atau kesetaraan antara kaum laki-laki
dengan perempuan.
Islam secara
jelas mengajarkan kesetaraan laki-laki dan perempuan, dinyatakan dalam hadits :
إِنَّمَا النِّسَاءُ
شَقَائِقُ الرِّجَالِ (رواه ابو داوود والنساæ¦)
Artinya : Sesungguhnya kaum wanita adalah setara dengan kaum pria
(HR. Abi Dawud dan al-Nasa'i)
Firman Allah
dalam surat
al-Hujurat:l3
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
(الحجرات:13)
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Hadits dan ayat tersebut jika dipahami akan tampak
bahwa secara nyata menjelaskan Allah menciptakan manusia terdiri laki-laki dan
perempuan, sama kedudukannya dihadapan Allah. Allah SWT tidak membedakan antara
laki-laki dan perempuan keduanya sama, yang membedakan dari keduanya adalah
tingkat ketaqwaannya, bukan laki-laki atau perempuan saja yang mulia di sisi
Allah, tetapi ketaqwaannya yang menjadi ukuran mulia dan tidaknya di hadapan
Allah.
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
يَآ
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَآءً
(النساء: 1)
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS.
Al-Nisa':1)
Perintah takwa dalam ayat di atas berlaku untuk
seluruh manusia, bukan untuk laki-laki saja atau sebaliknya, sehingga laki-laki
dan perempuan dihadapan Allah mendapat taklif hukum yang sama. Inilah yang
dinyatakan bahwa Islam dengan jelas mengajarkan kesetaraan gender.
Hadirin jama'ah jum'at
Rahimakumullah
Islam sebagai risalah rahmatan lil'alamin dengan
jelas memperjuangkan kedudukan, harkat, dan martabat wanita.
Perjuangan mengangkat wanita tersebut didasarkan
bahwa penciptaan manusia berasal dari satu sumber yakni min
sulalatin min thiin yaitu
dari sari pati dari tanah. Perjuangan kesetaraan gender berikutnya terlihat
ketika masa jahiliyah wanita kedudukannya rendah serta tidak mendapat warisan,
Islam menyatakan adanya keterlibatan wanita dalam pembagian warisan,
sebagaimana firman Allah dalam surat
al-Nisa' ayat 11;
يُوْصِيْكُمُ
اللهُ فِيْ أَوْلاَدِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأُنْثَيَيْنِ .......
Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian
pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bahagian dua orang anak perempuan. (al-Nisa' :11).
Kesamaan hak antara wanita dan laki-laki dalam membekali diri dengan ilmu,
sebagaimana dinyatakan dalam hadits;
"عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مُسْلِمٍ"
Artinya :
Dari Annas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “menuntut ilmu itu
wajib atas setiap muslim”. ( HR. Baihaqi)
Ketiga hal tersebut merupakan bagian yang menjadi
dasar bahwa Islam secara jelas mengajarkan adanya kesejajaran antara laki-laki
dan perempuan.
Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Melalui khutbah ini maka marilah kita bersama-sama
menyadari dan menghormati kedudukan wanita, sehingga dengan menyadari nya maka
akan menerima bahwa wanita adalah kaum hawa yang harus dihormati dan tidak
diberlakukan sewenang-wenang, kalau ini disadari maka kekerasan terhadap
wanita, kekerasan terhadap ibu rumah tangga, kekerasan terhadap pembantu tidak
akan terjadi lagi dikalangan umat Islam, maka Islam benar-benar akan membumi
dan sebagai rahmatan lil'alamin, amin...
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ، وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ.
HIKMAH IBADAH QURBAN
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ
وَأَوْجَبَ عَلَيْنَا بِالصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَأَمَرَنَا بِالشُّكْرِ عَلىَ
النِّعَمِ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ اّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
ابْنِ عَبْدِ اللهِ .
أَمَّا بَعْدُ فَيَآأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ اللهِ
فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ،
Hadirin jama'ah Jum’ah Rahimakumullah .......
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq serta
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kekuatan
untuk melaksanakan perintahnya, yakni menjalankan shalat jum'at secara
berjamaah di masjid ini, amin.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, dan semoga kita semua termasuk umat beliau yang
memperoleh syafa'atnya besok pada saat kita sangat membutuhkannya, yakrd pada
hari kiamat, amin. Untuk itu marilah kita bersama-sama membaca shalawat untuk
beliau.
Jama'ah jum'ah yang berbahagia
.............
Izinkanlah pada kesempatan ini saya menyampaikan
khutbah jum'ah dengan judul "Hikmah Ibadah Qurban".
Perlu saya sampaikan kepada hadirin sekalian, mengapa
tema ini penting untuk saya sampaikan pada khutbah jum'ah kali ini; pertama
karena mengingat masih sangat banyak diantara kita umat Islam yang belum
memahami dan menghayati makna ibadah qurban. Apalagi kalau kita berbicara dalam
hal mengamalkan perintah qurban, tentu kesimpulan sementara adalah masih jauh
dari apa yang diharapkan oleh Allah dan Rasulullah Muhammad SAW.
Kedua, tema ini perlu saya sampaikan,
melihat masih sangat sedikitnya dari kita umat Islam yang rela berqurban.
Bahkan yang se-cult itupun kadang-kadang perlu memperbaiki niatnya, supaya
dalam berqurban betul-betul ikhlas karena mengharap ridlo Allah SWT, bukan
karena gengsi, ingin dilihat tetangga, ingin dilihat teman, sebagai orang,
dermawan, dan seterusnya.
Jama'ah jum'ah
Rahimakumullah.....................
Kalau kita renungkan, sebenarnya banyak sekali hikmah
yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah qurban, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Ibadah
qurban merupakan wujud syukur seseorang, yang muncul dari lubuk hati yang
paling dalam. Tentu tidak mungkin orang tersebut mau mengeluarkan sebagian dari
hartanya atau berqurban, jika tidak ada keinsyafan dari orang tersebut.
Meskipun rasa syukur orang tersebut muncul juga merupakan hidayah dari Allah
SWT.
2.
Melaksanakan
ibadah qurban merupakan bentuk kepedulian sosial atau kepekaan sosial. Orang
yang melaksanakan ibadah qurban sedikit banyak tentu mengerti akan makna dan
tujuan hidup bermasyarakat, dan sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin
seseorang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi juga sangat membutuhkan
bantuan dan pertolongan orang lain, dalam berbagai persoalan maupun kebutuhan
hidup. Jadi qurban merupakan bentuk solidaritas sosial dari orang yang
mempunyai kemampuan lebih dalam hal materi kepada orang yang kurang mampu atau
membutuhkan.
3. Melaksanakan ibadah qurban juga
merupakan bagian dari upaya mendistribusikan ekonomi secara merata, karena
dengan berqurban tidak mungkin kekayaan Allah yang ada di muka bumi ini hanya
dikuasai oleh beberapa orang yang secara kebetulan memiliki kekuasaan, kekuatan
fisik dan kecerdasan intelektual dalam mengumpulkan rizki.
4.
Melaksanakan
ibadah qurban dapat mempererat persatuan dan kesatuan umat Islam, karena dengan
melaksanakan ibadah qurban tentu tidak mungkin kecemburuan dan kecurigaan dari
kaum papa akan berkembang. Justru yang berkembang adalah saling menghormati dan
menghargai antara si miskin dan si kaya.
5.
Melaksanakan
ibadah qurban dengan sendirinya akan semakin memperkecil, bahkan kalau mungkin
akan menghilangkan kesenjangan ekonomi yang sampai hari ini masih kita rasakan.
6.
Dengan
kita melaksanakan ibadah qurban, secara tidak langsung akan menambah spirit
bagi kita untuk memberikan sebagian dari rizki yang kita peroleh kepada
masyarakat yang lemah pada bulan-bulan selain idul adha. Karena kebutuhan
masyarakat lemah tidak hanya pada bulan idul adha saja. Oleh karena itu,
penting bagi kita semua untuk selalu dan selalu mendermakan sebagian dari rizki
yang kita peroleh kepada mereka yang berhak, pada saat mereka membutuhkan.
Dalam kontek berqurban Allah berfirman dalam QS. Al-Kautsar: 1-3 sbb:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ،
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ، إِنَّ شَآنِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ
Artinya : “sesungguhnya kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah sholat karena tuhanmu
dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang yang membenci kamu dia1ah yang terputus.
Jamaah
shalat jum'ah yang berbahagia ............
Dari
beberapa hikmah yang telah saya paparkan di atas, sebenarnya hanya sebagian
kecil dari hikmah ibadah qurban. Karena kalau kita mau menggali dan berpikir
serta merenung secara mendalam, pasti kita akan mendapatkan dan menemukan
hikmah-hikmah ibadah qurban yang lain.
Pertanyaan nya kemudian adalah; Pertama, bagaimana
cara kita memahami hikmah berqurban? Jawaban nya diantaranya adalah, Pertama, dengan menambah wawasan (misalnya ; membaca,
merenung, mendengarkan ceramah-ceramah agama dan berdiskusi, dll). Kedua, dengan mengamati daerah-daerah tempat tinggal
orang-orang miskin dan tempat-tempat kumuh lainnya, di mana kaum papa
berdomisili. Kemudian usahakan untuk berkumpul dan tinggal bersama mereka untuk
beberapa saat. Diharapkan dengan begitu akan menambah pemahaman kita akan
begitu pentingnya berqurban (Ibadah qurban).
Pertanyaan kedua adalah; bagaimana cara
menumbuhkan kesadaran ber-qurban pada diri kita dan kepada masyarakat? Di antaranya adalah sbb :
1.
bagi
tokoh-tokoh agama Islam, terlebih dahulu memberikan contoh kongkrit dengan berqurban.
Tindakan ini sangat penting untuk dilaksanakan, mengingat seringkali
tokoh-tokoh agama Islam kurang bisa memberikan contoh kongkrit dalam
melaksanakan perintah Allah khususnya yang berkaitan dengan mengeluarkan
sebagian hartanya (zakat, infaq dan shodaqoh, termasuk di dalamnya adalah
berqurban)
2.
Tokoh-tokoh
umat Islam, disamping memberikan contoh kongkrit dalam berqurban, mereka juga
harus tiada henti-hentinya memberikan wawasan dan pemahaman tentang pentingnya
ibadah qurban.
3.
Bagi kita
umat Islam, setelah melihat contoh kongkrit dari tokoh-tokoh agama dan
memperoleh wawasan dan pemahaman tentang pentingnya berqurban, maka wajib
hukumnya bagi kita sebagai pengikut (umat) untuk segera merenung secara intens.
Diharapkan dengan perenungan yang kita lakukan secara terus-menerus, pada
akhirnya akan membuahkan hasil, yakni terketuknya hati kita umat Islam untuk
melaksanakan ibadah qurban.
Hadirin jamaah jum'ah Rahimakumullah.......
Kadang-kadang
kita beralasan, mengapa sebagian besar dari kita enggan untuk berqurban,
diantaranya karena kita melihat bahwa pembagian daging qurban seringkali tidak
tepat sasaran. Atau yang sering kita lihat adalah pembagian daging qurban
kepada semua warga secara merata, baik kepada orang miskin maupun kepada orang
kaya, sehingga tujuan dari berqurban belum tercapai secara maksimal. Bahkan
kadang-kadang justru yang kaya mendapat bagian yang lebih banyak.
Oleh
karena itu, hal tersebut merupakan tantangan sekaligus tanggungjawab kita umat
Islam untuk membenahi tradisi yang kurang pas dalam pelaksanaan ibadah qurban.
Adalah satu kebodohan kita umat Islam kalau kita hanya menyalahkan panitia
qurban, sementara kita hanya berpangku tangan dan tidak terlibat secara aktif
dalam mensukseskan pelaksanaan ibadah qurban.
Intinya
siapapun kita umat Islam wajib hukumnya untuk menjalankan ibadah qurban dan
mentasyarufkan (membagikan) daging qurban kepada orang yang tepat/berhak,
sesuai dengan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SAW.
Jamaah jum'ah yang dimuliakan Allah
SWT ............
Demikian
khutbah ini saya sampaikan, semoga kita semua umat Islam diberikan kemampuan
untuk berqurban pada masa-masa yang akan datang. Di samping itu, harapan kita
semoga kita semua diberikan pemahaman yang mendalam tentang hikmah ibadah qurban,
amin ya rabbal alamin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْءَآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإِياَّكُمْ بِماَ فِيْهِ
مِنَ اْلآَياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الْرَّحِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ
وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
BENCANA ALAM ADZAB ATUAKAH PERINGATAN
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ أَمَرَ عِبَادَهُ بِاتِّباَعِ الشَّرِيْعَةِ الشَّرِيْفَةِ وَاْلعَمَلِ
بِالدِّيْنِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ
اْلواَحِدُ اْلقَهَّارُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلمُخْتاَرِ وَعَلىَ ءَآلِهِ وَأَصْحَابِهَ اْلأَخْيَارِ،
اَمَّا بَعْدُ. فَياَعِبَادَ اللهِ أَُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ.
Hadirin Jama’ah Jum’at
Terlebih
dahulu saya berwasiat kepada diri pribadi dan kepada para hadirin, marilah kita
tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan menambah
kesungguhan kita dalam melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya,
agar kita termasuk hamba Allah yang beruntung.
Hadirin
Jama’ah Jum’at
Kondisi alam pada akhir-akhir ini
dengan segala peristiwa yang dapat kita lihat dan kita rasakan telah memberikan
contoh dan iktibar yang penting kepada kita umat manusia, untuk dijadikan
sebagai pelajaran dalam menjalani hidup sebagai hamba Allah SWT. Kita dapat
membaca serta merenungkan sejarah umat-umat terdahulu, tentang perilaku mereka
serta akibat yang ditimbulkan dari perilakunya, dimana pada intinya siapa
orangnya sebagai hamba Allah SWT yang mau mengikuti petunjuk para rasul Allah
SWT maka mereka akan mendapat kebahagiaan hidup serta ketenangan, baik di dunia
maupun di akhirat, sebaliknya siapapun yang ingkar, durhaka maka akan mendapat
peringatan, atau azab Allah SWT. Sunatullah seperti itu berlaku kepada siapapun
secara adil dan menyeluruh, tidak pandang bulu atau pilih kasih, baik mereka
dari masyarakat elit, menengah maupun masyarakat bawah, keingkaran kepada
ajaran Allah SWT dan sunnah Rasul selalu mendatangkan malapetaka atau musibah.
Hadirin
Jama’ah Jum’at
Contoh-contoh peristiwa semacam
itu dari mereka yang sombong dan ingkar kepada Allah SWT telah banyak
disinggung dalam al-Qur’an seperti fir’aun pada zaman Nabi Musa, Raja Namrud
zaman Nabi Ibrahim, perilaku kaum luth dan perilaku kaum Nabi Nuh yang akhirnya
terjadi musibah yang dahsat cukup menjadi pelajaran bagi kita umat Islam, agar
tidak menyimpang dari ajaran Islam dan syari’at Allah SWT.
Hadirin
Jama’ah Jum’at
Kita umat Islam yang hidup pada
masa, dimana bentuk-bentuk keingkaran dan kekufuran kepada Allah SWT banyak
terjadi di sekitar kita, harus menjadikan kita umat Islam lebih berhati-hati
dalam menjalankan hidup.
Marilah kita tetap berpegang
teguh pada nilai-nilai ajaran Islam, baik dalam dimensi sosial kemasyarakatan, berpolitik
maupun budaya perilaku kita sehari-hari, apalagi pada akhir-akhir ini kerap
kali kita dengar dan kita lihat peristiwa alam yang mengerikan mulai terjadi
banjir, angin topan, gunung meletus sampai gempa bumi. Hal ini hendaknya
menjadikan kita lebih sadar, karena semua itu mengandung dua kemungkinan yakni
sebagai azab atau peringatan dari Allah SWT bagi umat manusia, agar mereka
kembali kepada ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dalam al-Qur’an Allah SWT telah
memberi peringatan sebagai berikut.
وَأَنِيْبُوْا
إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوْا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ
ثُمَّ لاَ تُنْصَرُوْنَ (الزمر:54)
Artinya: Dan kembalilah kamu kepada tuhanmu dan berserah
dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepada-Mu, kemudian kamu tidak dapat
ditolong lagi.
Berpihak dari Firman Allah di
atas, maka perlu kita teliti kembali diri kita masing-masing, apakah kita sudah
dapat mengambil pelajaran dari apa yang terdapat di sekitar kita, untuk kita
jadikan cambuk semangat dalam melaksanakan ibadah dan beramal sholeh serta
menahan diri dari segala bentuk keingkaran dan kekufuran, semuanya kembali
kepada pribadi kita masing-masing.
Semoga senantiasa kita dikaruniai
petunjuk untuk melakukan kebaikan yang diridloi Allah SWT.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحَمنِ الرَّحِيْمِ،
اِهْدِناَ الصِّراَطَ اْلمُسْتَقِيْمَ، صِرَاطَ اَّلذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ
خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar